5 Tips Terbaik Mendidik Anak Usia di Bawah Lima Tahun

- 23 Mei 2022, 09:20 WIB
Cara Mendidik anak usia dibawah lima tahun
Cara Mendidik anak usia dibawah lima tahun /Kabar Banten/Humaeroh Alwan

PAREKEDIRI.COM - Mendidik anak bukan perkara main-main yang dapat dikesampingkan begitu saja. Pola asuh yang benar harus dimulai pada anak di usia yang sedini mungkin. 

Walau masih berusia belum genap 5 tahun, namun nyatanya dengan memberikan jalan pendidikan yang benar dapat membuat sang buah hati untuk mampu meraih kesuksesan dimulai dari periode awal.

Banyak penelitan dan studi kasus menunjukkan pentingnya mendidik anak usia di bawah lima tahun dapat meningkatkan kesuksesan dan percaya diri mereka jauh melampaui anak yang diasuh secara biasa saja.

Baca Juga: Deretan Makanan Penambah Darah Bagi Anak-anak Penderita Anemia

Dr. Alexis Carrel, penulis buku "Man, The Unknown" yang mengulas badan dan kehidupan manusia, menerangkan: "Tidak disangsikan kembali jika periode kanak-kanak sebagai periode yang terkaya. Periode ini seyogianya diberdayakan oleh pengajaran sebagus-baiknya. Tersia-sianya periode kehidupan ini tidak pernah bisa dicari tukarnya. Pekerjaan kitalah untuk manfaatkan beberapa tahun awalnya kanan-kanak dengan kepedulian paling tinggi, bukanlah menyia-nyiakannya."

Maria Montessori, figur pengajaran dunia bernegara Italia, berpendapat sama. Menurut Montessori, umur 0-6 tahun ialah periode terpenting pada periode perubahan anak. Pada umur ini, perubahan fisik, kognitif, dan psikis anak berjalan cepat. Apa saja yang dia peroleh melalui indra akan tinggal di pemikirannya.

Pasti kita ingin kesayangan kita berkembang dan tumbuh maksimal di periode kanak-kanaknya.

Cara Mendidik Anak Usia Dibawah Lima Tahun

Berbicara tentang pendidikan anak usia dini, Fransiska Dewi, Salah satu ahli pendidikan anak,  punyai beberapa catatan penting untuk orangtua dalam mendidik anak umur dini.

Bangun Rasa Optimis

Berikut cara membangun rasa optimis pada anak:

- anak berasa baik pada diri mereka sendiri;
- kemandirian anak didorong oleh ide diri (penglihatan dan sikap anak pada diri sendiri);
- keperluan mereka sebagai pribadi tercukupi.

Jangan Memperbandingkan Anak

Kita perlu memperkenalkan dan meluluskan ada ketidaksamaan di antara saudara kandungan dan rekan. Tetapi, coba tidak untuk memperbandingkan atau minta anak lakukan hal yang sudah dilakukan saudara atau temannya.

Jauhi berbicara bersuara memperbandingkan: "Dapatkah kamu melonjak seperti/lebih bagus dari ia?" Malah bantulah anak untuk berkompetisi dengan dirinya. Diamkan dia berpikiran: "Bisakah saya lakukan lebih bagus dari hal yang saya lakukan tempo hari?" Dorongan supaya anak berlaku lebih bagus dari dianya tempo hari akan lebih memiliki makna untuk perubahan buah kesayangan.

Jauhi Menghina Anak

Jangan sampai menghina anak akan kelalaiannya. Tidak kalah penting, kita jangan memberi anak cap negatif tertentu seperti "asal-asalan". Tidak boleh juga membuat anak berasa tidak nyaman untuk suatu hal yang tidak dapat dia kerjakan.

Perhatihan Perkembangan Buah Hati pada Setiap Titik Pertumbuhannya

Tidak boleh cuma konsentrasi pada tempat perubahan tertentu seperti perubahan fisik lalu tidak pedulikan perubahan lainnya. Seperti kognitif dan sosial dan emosional. Konsentrasilah kesemua faktor perubahan.

Kita juga perlu sediakan kegiatan yang imbang, yaitu mengenalkan sebanyak-banyaknya macam aktivitas ke anak. Misalkan, permainan kesetimbangan, lari, permainan pasir, dan yang lain.

Prioritaskan Usaha Anak, Bukan Hasilnya

Kita perlu mengaku dan mengenal usaha anak dibanding hasilnya. Ini bukanlah mengenai memenangi permainan atau langkah melonjak atau melemparkan secara benar. Usaha yang sudah dilakukan anak lebih bernilai hingga perlu kita menghargai.

Peka pada sisi Psikis Anak

Coba untuk peka pada kegundahan anak dan berhati-hatilah pada beberapa hal yang jadikan anak ragu. Tanya pada diri kita saat anak tidak ingin lakukan satu kegiatan tertentu. Lantas, bantulah dia menangani masalah yang ada.

Beri Contoh dan dorongan Untuk selalu Berbuat Baik

Berlakulah adil pada anak dorong dia untuk bersabar, memberi pemahaman keduanya, dan bekerja bersama.***

Editor: Agus Priyo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x