5 Pengaruh Negatif Media Elektronik Bagi Anak

- 28 Mei 2022, 15:09 WIB
Ilustrasi anak main gadget
Ilustrasi anak main gadget /

 

PAREKEDIRI.COM - Sekarang ini, anak-anak benar-benar gampang memperoleh akses pada media info dan selingan. Sekitaran 93% anak berumur 12-17 tahun sudah pahami internet dan 71% diantaranya telah mempunyai smartphone. Dampak jelek media pada kehidupan anak bukan terbatas di mengusik aktivitas belajar atau jam tidur saja, tetapi punya pengaruh pada sikap dan sikap anak.

Berdasarkan teori sosiologi, anak-anak kerap kali pelajari dan mengikuti apa yang dilihatnya di monitor, apa lagi bila tindakan yang dilihatnya itu dipandang realistik dan bisa dilaksanakan.

Baca Juga: Tips Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak

Orang-tua barangkali batasi akses media oleh anak, tetapi kadang bisa terjadi "third-person efek", di mana remaja atau orang-tua berasumsi jika dampak jelek media bisa mempengaruhi tiap orang terkecuali dianya atau anak-anaknya. Apa dampak jelek yang kemungkinan terjadi bila anak didiamkan terpampang ke mass media tanpa pemantauan?

1. Karakter agresif dan kekerasan

Pada umur 18 tahun, umumnya remaja sudah melihat sekitaran 200.000 episode di TV. Riset lain memperlihatkan 90% games yang diperuntukkan untuk anak malah memiliki kandungan kekerasan, ini dapat menyebabkan anak mengikuti episode kekerasan yang dia tonton. Jalinan di antara kekerasan pada media dan karakter agresif anak nyaris sekeras jalinan diantara merokok dan kanker paru.

2. Sex

Dampak paparan content seksual pada media bisa mengakibatkan anak ingin tahu dan pada akhirnya terperosok ke poronografi. Pada anak berumur 10-17 tahun, nyaris separuhnya pernah melihat content pornografi, baik menyengaja atau tidak menyengaja.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Mencuci Wajah yang Beredar di Masyarakat

Ini menyebabkan ada kenaikan penghinaan seksual yang sudah dilakukan oleh remaja pria, dan karakter permisif remaja wanita tentang bau seksual.

3. Penggunaan zat terlarang

Sekitar 70% film yang dibikin di Amerika memiliki kandungan episod merokok, minum alkohol, atau pemakaian narkoba. Episode di atas jarang-jarang disangkut kaitkan dengan dampak kesehatan yang dapat muncul, hingga anak atau remaja memandang hal itu tidak berbahaya untuk kesehatan mereka, mengakibatkan anak-anak dan remaja kemungkinan mengikuti perlakuan itu.

4. Prestasi belajar

Anak-anak yang teratur melihat TV semenjak berusia 1-2 tahun bisa tingkatkan resiko untuk terserang ADD (attention deficit disorder). Kehadiran TV di kamar anak bisa dibuktikan bisa turunkan prestasi belajar anak secara berarti.

5. Obesitas dan gangguan makan

Beragam riset memperlihatkan jika media ikut berperanan dalam kenaikan jumlah anak kegemukan, karena ada iklan junk food yang bisa mengganti skema makan anak, dan rutinitas makan sekalian melihat yang dapat tingkatkan jumlah makanan ringan yang dikonsumsi anak.

Baca Juga: 5 Cara Memperbaiki Mesin Cuci Rusak dan Ketahui Penyebabnya

Media berperanan dalam mendikte remaja mengenai bagaimana wujud badan yang bagus, khususnya pada wanita, hingga bisa muncul masalah skema makan seperti bulimia dan anoreksia.***

 

Editor: Ana Andrean


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini