Presiden Gotabaya Rajapaksa awalnya menyalahkan kesengsaraan ekonomi Sri Lanka pada faktor-faktor global seperti pandemi yang menghancurkan industri pariwisata dan konflik Rusia-Ukraina yang mendorong harga minyak global. Tetapi baik dia dan saudaranya sejak itu mengakui kesalahan yang memperburuk krisis, termasuk mengakui bahwa mereka seharusnya mencari dana talangan Dana Moneter Internasional lebih cepat.
Diskusi dengan IMF
Sri Lanka telah mengadakan pembicaraan dengan IMF untuk membuat rencana penyelamatan tetapi kemajuannya tergantung pada negosiasi restrukturisasi utang dengan kreditur. Setiap rencana jangka panjang akan memakan waktu setidaknya enam bulan untuk dijalankan.
Baca Juga: 2 Cara Hapus PayPal Dari Metode Pembayaran Discord Dengan Mudah
Sri Lanka berada dalam kesulitan keuangan bahkan sebelum perang Ukraina, mereka menaikkan harga makanan dan minyak dan memperburuk keadaan.
Pemerintah Sri Lanka telah mengalami defisit anggaran yang besar setelah memotong pajak pada 2019 dan berjuang untuk mengumpulkan pajak selama pandemi COVID-19. Ia juga telah menumpuk utang luar negeri yang sangat besar.***
Artikel Rekomendasi