Tak Kuat, Perdana Menteri Sri Langka Mundur Setelah Demonstrasi Berminggu-minggu dan Krisis yang Makin Parah

- 10 Mei 2022, 15:18 WIB
Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri.
Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri. /Kemlu

PAREKEDIRI.COM - Perdana Menteri Sri Lanka mengundurkan diri setelah protes berminggu-minggu menuntut agar dia dan saudaranya, presiden negara itu, mundur karena menyeret negara itu ke dalam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mengatakan di Twitter bahwa ia mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa, sebuah langkah yang mengikuti serangan kekerasan oleh pendukung pemerintah terhadap para pengunjuk rasa, yang mendorong pihak berwenang untuk mengerahkan pasukan bersenjata di ibu kota, Kolombo.

Adanya Tindak Kekerasan

Empat orang, termasuk seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa, tewas dalam kekerasan hari Senin, kata juru bicara polisi Nihal Thalduwa kepada Associated Press. Presiden Rajapaksa memberlakukan jam malam di seluruh negeri Senin malam yang berlangsung hingga Rabu pagi.

Baca Juga: Korea Selatan Melaporkan Adanya Dugaan Kasus Pertama Hepatitis Akut

Selama lebih dari sebulan, protes telah menyebar ke seluruh negeri, menarik orang dari berbagai etnis, agama, dan kelas. Untuk pertama kalinya kelas menengah Sri Lanka juga turun ke jalan dalam jumlah besar, menandai pemberontakan dramatis oleh banyak mantan pendukung Rajapaksa, beberapa di antaranya telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk melakukan protes di luar kantor presiden.

Protes melatarelakangi kejatuhan dramatis dari dukungan Rajapaksa, dinasti politik paling kuat di Sri Lanka selama beberapa dekade. Saudara-saudara itu pernah dipuji sebagai pahlawan oleh banyak mayoritas Buddha-Sinhala di pulau itu karena mengakhiri perang saudara 30 tahun di negara itu, dan meskipun ada tuduhan kekejaman perang, tertanam kuat di puncak politik Sri Lanka sampai sekarang.

Terjadi Kelangkaan Dimana-mana

Pengunduran diri perdana menteri terjadi ketika ekonomi negara itu dengan cepat terurai dalam beberapa pekan terakhir. Dikarenakan impor negara tersebut dari mulai susu sampai bahan bakar minyak mengalami penurunan, membuat negara tersebut mengalami kelangkaan bahan makanan dan juga pemadaman listrik secara bergilir.

Baca Juga: Punya Pemimpin Baru, Korea Selatan Adakan Pertemuan Militer Perdana

Orang-orang terpaksa antre berjam-jam untuk membeli kebutuhan pokok. Dokter telah memperingatkan kekurangan obat penyelamat jiwa di rumah sakit, dan pemerintah telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri $7 miliar yang jatuh tempo tahun ini saja.

Presiden Gotabaya Rajapaksa awalnya menyalahkan kesengsaraan ekonomi Sri Lanka pada faktor-faktor global seperti pandemi yang menghancurkan industri pariwisata dan konflik Rusia-Ukraina yang mendorong harga minyak global. Tetapi baik dia dan saudaranya sejak itu mengakui kesalahan yang memperburuk krisis, termasuk mengakui bahwa mereka seharusnya mencari dana talangan Dana Moneter Internasional lebih cepat.

Diskusi dengan IMF

Sri Lanka telah mengadakan pembicaraan dengan IMF untuk membuat rencana penyelamatan tetapi kemajuannya tergantung pada negosiasi restrukturisasi utang dengan kreditur. Setiap rencana jangka panjang akan memakan waktu setidaknya enam bulan untuk dijalankan.

Baca Juga: 2 Cara Hapus PayPal Dari Metode Pembayaran Discord Dengan Mudah

Sri Lanka berada dalam kesulitan keuangan bahkan sebelum perang Ukraina, mereka menaikkan harga makanan dan minyak dan memperburuk keadaan.

Pemerintah Sri Lanka telah mengalami defisit anggaran yang besar setelah memotong pajak pada 2019 dan berjuang untuk mengumpulkan pajak selama pandemi COVID-19. Ia juga telah menumpuk utang luar negeri yang sangat besar.***

Editor: Bayu Rindi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini