Asal Mula Mitos Presiden Akan Lengser Jika Berkunjung ke Kediri

- 10 Mei 2022, 14:55 WIB
Presiden Jokowi terima delegasi Bank Dunia di Istana Merdeka, Rabu, 16 Februari 2022
Presiden Jokowi terima delegasi Bank Dunia di Istana Merdeka, Rabu, 16 Februari 2022 /BPMI Setpres/Muchlis Jr/

PAREKEDIRI.COM - Mitos yang beredar mengenai Kediri yakni kota ini tidak boleh dikunjungi oleh presiden Indonesia karena Kota Kediri dianggap sebagai wilayah ‘wingit’.

Sebab dari ke-6 presiden yang telah berkuasa di negeri ini hanya dua presiden saja yang berani datang ke Kota Kediri yaitu Presiden Ir. Soekarno dan Presiden Gus Dur.

Akhirnya kedua presiden tersebut diturunkan dari kursi presiden atau dilengserkan dengan cara politik.

Dari hasil penelusuran, hampir semua orang berpendapat dan menguatkan opini tentang 'wingitnya' Kota Kediri ini dibandingkan dengan kota lainnya di Indonesia.

"Kutukannya cukup jelas yakni siapapun kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kota Kediri, maka dia akan jatuh," jelas Kiai Ngabehi Agus Sunyoto, seorang budayawan dan penulis Atlas Walisongo.

Mas Agus juga menjelaskan, pada masa pemerintahan Kartikea Singha sebagai kepala Negara.

Ia menyusun sebuah kitab mengenai hukum pidana pertama di nusantara, yang diberi nama Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal.

"Ini sangat tergantung kepada keyakinan ya sebenarnya untuk masuk wilayah Daha (Kota Kediri) ini, namun sebagian besar tidak berani untuk masuki wilayah Kota Kediri," tambahnya.

Baca Juga: Batu Bata Merah Buatan Pengusaha di Plemahan Kediri Terkenal Karena Kualitasnya

Ditanya mengenai lokasi Kerajaan Kalingga yang sebenarnya, sebab ada yang menyebut kerajaan tersebut berada di wilayah Jepara, Jawa Tengah.

Namun Mas Agus menjelaskan pula bahwa Ratu Shima memang berasal dari daerah Jepara atau yang dikenal dengan nama Kalingga Utara.

Sedangkan suaminya yakni Kartikea Singha berasal dari daerah Keling Kepung Kediri atau yang dikenal dengan Kalingga Selatan.

Dalam sejarah nusantara, wilayah Keling Kepung ini pernah kembali berjaya pada periode akhir Kerajaan Majapahit.

Pada saat kerajaan itu mengalami disintegrasi, rupanya penguasa Kediri bangkit kembali, kemudian pada tahun 1474 penguasa Kediri berhasil menumbangkan hegemoni Majapahit.

Wilayah Jawa dalam keadaan pecah belah saat itu, kekuasaannya berakhir sampai tahun 1527.

Kemudian bergeser kembali ke Kediri (Daha) dengan pusat kekuasaan di Keling (Kepung - Kediri) di bawah Dinasti Girindrawardhana.

Dalam Prasasti Jiu, disebutkan bahwa pada tahun 1486 M, nama kerajaannya adalah Wilwatikta Daha Jenggala Kadiri.

Baca Juga: Digipuzzle, Media Asik untuk Bermain dan Belajar bersama Buah Hati Tercinta

Dan kerajaan ini pun runtuh akibat perluasan wilayah Islam, oleh intervensi Giri, yang menganggap bahwa dinasti yang berkuasa bukanlah kelanjutan dari dinasti yang memerintah majapahit terdahulu.

Saat Indonesia merdeka, selain Presiden Ir. Soekarno dan Presiden Gus Dur yang berani masuk wilayah Kota Kediri lainnya rata-rata hanya diwakilkan kepada wakil presidennya.

Ki Tuwu yang merupakan salah seorang pengamat sejarah Kota Kediri sekaligus paranormal menyatakan bahwa Kota Kediri ini adalah kota wingit dan semua orang mengakuinya.

"Sabdonya Kartikea Singha itu masih berlaku di Kota Kediri. Begitu juga jika ada pejabat di Kota Kediri ini yang berani membawa harta dari Kota Kediri dengan cara yang tidak halal, maka dia akan keluar dari Kota Kediri dengan tidak punya apa-apa." tuturnya.***

Editor: Ana Andrean


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini