Cara Bersihkan Telinga yang Tepat dan Baik Menurut Dokter THT 

30 Juni 2022, 12:03 WIB
Cara Membersihkan Telinga yang Tepat dan Baik /

PAREKEDIRI.COM - Penggunaan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga atau serumen tidak direkomendasikan oleh pakar karena justru dapat membahayakan organ pendengaran tersebut.

Dokter spesialis kesehatan telinga, hidung, dan tenggorok RS Indriati Solo Baru, dr. Hutami Laksmi Dewi, Sp.THT-KL, M.Kes, menjelaskan penggunaan cotton bud berisiko membuat serumen justru semakin masuk ke saluran telinga.

Tidak sangsi, kotoran itu juga justru dapat tutup telinga hingga memunculkan merasa tidak nyaman dan mengusik pendengaran.

"Jika kotorannya kering, malah dapat lebih masuk ke karena pemakaian cotton bud," kata dr. Hutami dalam keterangan Parekediri.com. 

Tidak itu saja, penggunaan cotton bud yang salah bahkan dapat mengakibatkan perlukaan di bagian dalam telinga sampai merusak fungsi pendengaran.

"Beberapa pasien datang ternyata gendang telinganya berlubang karena tertusuk cotton bud. Ada pula yang berdarah. Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan pemakaian alat itu untuk bersihkan kotoran telinga," terang ia.

Baca Juga: Cara Merawat Laptop Agar Awet dan Terhindar Dari Virus

Dr. Hutami menerangan serumen sebetulnya tidak mengakibatkan masalah telinga jika banyaknya tidak terlalu berlebih.

Kotoran hasil produksi alami dari kelenjar minyak di lubang telinga ini justru berperan membuat perlindungan telinga, seperti berperanan memerangkap debu, menghalangi perkembangan kuman, terhitung jaga supaya air tidak masuk ke telinga.

Cara Bersihkan Telinga yang Tepat dan Baik

Tetapi, apabila sudah terlalu berlebih atau menumpuk, serumen perlu dibikin bersih sebab bisa memunculkan ketidaknyamanan dan mengusik pendengaran.

"Namanya telinga tertutup kan tidak ada udara yang masuk. Pasien umumnya mengaluh tidak nyaman sampai pusing," terang dr. Hutami.

Baca Juga: Bingung Cari Outfit Buat Naik Gunung? Yuk Simak Outfit Pria dan Wanita Berhijab dan Non Hijab

Cara dokter THT membersihkan telinga

Dr. Hutami menerangan secara anatomis, serumen sebetulnya dapat keluar sendiri bersama debu karena dorongan proses otot pipi saat seorang mengunyah makanan.

Tetapi memang tidak semua jenis serumen dapat begitu. Kotoran telinga yang memiliki sifat padat umumnya perlu kontribusi agar bisa dikeluarkan.

Oleh karena itu, ia juga menyarankan warga untuk dapat lakukan perawatan telinga dengan teratur ke dokter optimal enam bulan sekali.

Dalam perawatan itu, dokter umumnya akan mengecek keadaan serumen di telinga. Apabila sudah menimbun dan mengusik kenyamanan, kotoran telinga itu dapat dikeluarkan.

Dr. Hutami, sampaikan dokter THT minimal mempunyai 3 teknik dalam membersihkan telinga. Teknik itu akan dilaksanakan sama sesuai keperluan atau keadaan pasien.

Ini yang dapat dilaksanakan dokter THT:

Serumen diambil dengan alat jika bentuknya kering.

Irigasi atau memasukkan cairan NACL steril ke telinga dengan keinginan kotoran dapat keluar
Microsuction, di mana dokter akan manfaatkan alat khusus yang bisa menyedot kotoran telinga

"Pemeriksaan telinga baik dilaksanakan untuk anak-anak atau orang dewasa sekurang-kurangnya optimal 6 bulan sekali," jelas ia.

Baca Juga: Jenis Tanaman Hias Gantung Yang Unik dan Cantik Cocok Untuk Hiasan di Halaman Rumah Kamu

Cara membersihkan telinga secara mandiri

Dr. Hutami tidak menolak, warga pemula sebetulnya sah-sah saja bersihkan kororan telinga secara mandiri.

Selainnya tidak memakai cotton bud, ia tidak menyarankan warga untuk lakukan irigasi telinga secara mandiri sebab bisa merangsang terjadinya pusing berputar-putar.

"Misalkan kita melakukan irigasi, memasukkan air ke telinga, ada saraf yang kemungkinan terangsang.

Jadilah pusing berputar-putar. Disamping itu, telinga dialiri saraf vagus. Jika saraf ini sampai terangsang, dapat mengakibatkan tidak sadarkan diri," jelas dr. Hutami.

Untuk warga pemula, menurut dr. Hutami, langkah membersihkan telinga yang paling aman yaitu dengan memanfaatkan kapas.

Kapas dicelupkan lebih dulu ke air hangat, selanjutnya dilinting
Kemudian, kapas yang telah basah dimasukkan pada telinga secara perlahan-lahan.

Pergerakanya dari dalam ke luar sejalan dengan jarum jam

"Bila langkah ini gagal, di mana pasien masih mengeluhkan berasa tidak nyaman di telinga, bisa saja serumennya padat atau ada permasalahan yang lain mendasari," terang Dr. Hutami.***

Editor: Agus Priyo

Tags

Terkini

Terpopuler